Gimana Cara Nentuin Rate Kerja Remote untuk Pemula?

Ini khusus buat kamu yang lagi baru-baru nyemplung ke dunia kerja remote, entah itu sebagai freelance, kontraktor, atau full-time tapi kerja dari rumah.
Biasanya yang paling bikin bingung di awal adalah: “Aku harus pasang rate berapa ya?”

Tenang, kamu nggak sendirian.

Jangan Asal Tebak, Mulai dari Gaji Terakhirmu

Cara paling simpel adalah mulai dari gaji terakhir kamu kerja full-time, lalu dikali dua.

Kenapa dua kali?
Karena kerja remote (apalagi freelance/kontrak) biasanya nggak dapet benefit seperti BPJS, THR, uang makan, atau tunjangan lainnya. Belum lagi kamu harus bayar internet sendiri, beli alat kerja, bahkan kadang nggak ada jaminan kerja terus-terusan.
Jadi, 2x gaji terakhir adalah angka aman buat nutupin semua itu + nabung sedikit.

Boleh Mulai “Murah”, Tapi Tetap Masuk Akal

Banyak perusahaan luar (terutama startup kecil atau agensi) nyari talent dari Indonesia karena dianggap “lebih murah”.
Dan ya, kadang rate yang ditawarin memang kecil.

Tapi kalau kamu masih pemula dan butuh jam terbang, portofolio, atau melatih bahasa Inggris, ambil aja dulu — asal masih lebih tinggi dari gaji lokal kamu sebelumnya.
Anggap aja investasi pengalaman.

💡 Rule of thumb:
Kalau memang harus nerima “murah”, pastikan minimal 2x dari gaji terakhir.
Jangan sampai kamu kerja keras tapi dibayar setara UMR, padahal kerja pakai bahasa Inggris, timezone beda, dan dituntut performa global.

Hitung Berdasarkan Target Bulanan

Kamu juga bisa pakai metode terbalik:

  • Hitung kebutuhan hidup + tabungan + biaya kerja bulanan
  • Bagi jadi jumlah jam kerja per bulan
  • Dapet deh hourly rate minimal kamu

Contoh:

  • Kebutuhan per bulan: Rp6 juta
  • Jam kerja per bulan: 100 jam
    → Hourly rate minimal: Rp60.000 / jam

Kalau kerjaan per project, tinggal konversi aja estimasi waktu pengerjaannya ke jam.

Rate Bisa Naik Seiring Waktu

Begitu kamu sudah:

  • Punya 2–3 klien
  • Ada portofolio oke
  • Mulai paham alur kerja luar negeri

Kamu berhak naikkan rate, sesuai skill dan value yang kamu tawarkan.
Jangan stuck di harga awal terus karena klien awal kamu ngasih harga murah.
Ingat: rate itu fleksibel dan bisa kamu atur ulang seiring kamu berkembang.

Nego itu Wajar, Jangan Takut

Banyak pemula takut nawar karena mikir, “Nanti nggak jadi dikontrak.”
Padahal, perusahaan profesional udah biasa banget nego rate.

Yang penting kamu tahu batas bawahmu.
Kalau nego masih masuk akal dan kamu nyaman, gas.
Kalau sudah terlalu rendah dan kamu ngerasa keberatan, nggak apa-apa tolak dengan sopan.

Nggak usah buru-buru ngejar rate tinggi kalau kamu masih tahap belajar.
Tapi juga jangan terlalu murah sampai merugikan diri sendiri.

✨ Goal awal: dapat pengalaman kerja remote + dibayar layak.
Nanti pelan-pelan kamu akan ngerti standar industri, cara nego, dan nilai kamu sendiri di pasar global.


Kalau kamu baru mulai kerja remote dan bingung nentuin rate, semoga artikel ini bisa jadi patokan awal.
Dan ingat: semua orang juga pernah jadi pemula.

Scroll to Top